My Mind, I write for the future as a scientist



Pengertian Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara sedangkan penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.

Riset
Penelitian/riset merupakan suatu usaha mencari penjelasan, hubungan, perbandingan, prediksi, generalisasi dan teori. Dimana generalisasi diartikan masih bersifat umum dan penjelasan dimaksudkan untuk mencari penyebabnya. Riset yang baik mempunyai tiga sifat; 1) Riset berdasarkan sistem pikiran yang terbuka; 2). Peneliti menguji data/informasi secara kritis; dan 3). Peneliti men-generalisasikan hasil riset sekaligus dapat merumuskan keterbatasannya.
Tipe dasar riset yaitu : 1). Riset eksploratis, riset ini gagasannya tidak dapat diformulasikan dengan baik karena topik riset belum banyak diketahui, misalnya pengetesan teori/konsep. 2). Riset pengetesan, contoh riset jenis ini adalah pengujian batas-batas generalisasi seperti suatu teori dapat diaplikasikan pada suhu tinggi atau tidak. 3). Riset penyelesaian masalah, riset jenis ini biasanya berangkat dari masalah riil/praktis.

Tujuan Riset

Tujuan riset adalah untuk memperoleh pengetahuan yang dapat menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan atau dapat memecahkan suatu permasalahan menjadi lebih eksplisit sebagai proses kreatif berdasarkan analisis dan penjelasan sehingga mengubah minat yang samar – samar menjadi masalah yang memiliki nilai dan memecahkannya menjadi sebuah argument dalam bentuk suatu riset.

Sains
Sains adalah metode pengkajian tentang alam atau suatu cara untuk mengetahui alam yang menemukan pengetahuan yang dapat dipercaya. Pengetahuan alam yang dapat dipercaya adalah pengetahuan yang mempunyai kemungkinan terbesar menjadi “benar” kerana telah teruji dengan metoda yang dapat dipertanggung jawabkan dan sah kebenarannya.

Metoda Ilmiah
Metode ilmiah adalah praktek dari berpikir secara ilmiah. Pemikiran Ilmiah adalah bahwa cara berpikir – tentang segala ilmiah subjek, konten, atau masalah dimana si pemikir meningkatkan kualitasnya atau dia berpikir dengan terampil dalam mengambil suatu keputusan, bertanggung jawab atas struktur yang melekat dalam berpikir dan menerapkan standar intelektual dari pemikiran
Hasil dari berpikir ilmiah : 1) Menimbulkan pertanyaan ilmiah penting dan masalah, merumuskan dengan jelas dan tepat; 2) Mengumpulkan dan menilai data ilmiah yang relevan dan informasi, menggunakan ide – ide abstrak untuk menafsirkannya secara efektif; 3) Membuat pengarahan pada kesimpulan ilmiah dan solusi, menguji terhadap criteria dan standar yang relevan; 4) Berpikir openmindedly dalam system konvergen dari scientific berarti berpikir, mengenali dan menilai ilmiah asumsi, implikasi dan konsekuensi praktis; 5) Mampu berkomunikasi secara efektif dengan orang lain dalam mengusulkan solusi untuk masalah ilmiah yang kompleks.
Kata dasar kritik berasal dari kata perancis yang berarti penilaian kritis, baik itu penilaian secara positif negatif atau campuran keduanya. Berpikir kritis adalah konsep yang kaya yang telah dikembangkan sejak 2500 tahun terakhir. The critical thinking merupakan istilah yang berakar pada pertengahan abad akhir ke - 20 . berikut beberapa definisi tentang berpikir kritis yang membentuk konsepsi, substantive, transdisciplinary dan berpikir kritis. Sebuah pernyataan oleh Michael Scriven & Richard Paul (Dipresentasikan pada konferensi Internasional ke – 8 Tahunan berpikir kritis dan reformasi pendidikan, Summer 1987).
“Berpikir Kritis adalah proses intelektual disiplin secara aktif dan terampil konseptualisasi, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan /atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan dari, atau dihasilkan oleh observasi pengalaman, refleksi, penalaran komunikasi, atau sebagai panduan untuk keyakinan dan tindakan. Kemudian dibuat dalam bentuk pemikiran yang didasarkan pada nilai – nilai intelektual secara universal yang melampaui divisi materi pelajaran, kejelasan, akurasi, presisi, konsistensi, relevansi, bukti, alasan yang baik, keluasaan dan keadilan”. Kesimpulan yang diambil bahwa berpikir kritis adalah berpikir secara benar sehingga berhasil menjawab pertanyaan dan menyelesaikan masalah.

Hasil dari seorang yang berpikir kritis : 1) Menimbulkan pertanyaan penting dan masalah, merumuskan dengan jelas dan tepat; 2) Mengumpulkan dan menilai informasi yang relevan, menggunakan ide- ide abstrak kemudian menafsirkan secara efektif pada kesimpulan yang beralasan dan memiliki solusi, menguji terhadap criteria dan standar yang relevan; 3) Berpikir openmindedly dalam sistem alternatif pemikiran, mengenali dan menilai sebagai suatu asumsi, implikasi dan konsekuensi praktis; 4) Berkomunikasi secara efektif dengan orang lain dalam mencari tahu solusi untuk masalah kompleks.

Pada tahap ini, diberikan beberapa persiapan untuk menulis kritis antara lain : Memiliki kemampuan untuk membaca secara analitis, Memiliki pengalaman dalam menulis, Memiliki suatu tempat kualifikasi bacaan, Menumbuhkan rasa sebagai seorang pembaca, Dapat menampilkan jati diri tulisan sebagai seorang scientist dari disiplin ilmu yang kita pilih dan tidak bersifat menggurui.

Metoda ilmiah dipraktekan dalam hubungannya dengan berpikir ilmiah dan berpikir kritis berdasarkan tiga hal berikut : 1). Bukti empiris, adalah bukti yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasakan atau dengan kata lain bukti dari sumber yang dapat dipercaya. Mengapa di perlukan bukti empiris? Jawaban atas pertanyaan ini dimaksudkan agar pengguna dapat mendapatkan informasi tambahan yang terpercaya mengenai topik tersebut, memastikan isi artikel terpercaya dan dapat diperiksa pengguna/penyunting mana pun, Mengurangi kemungkinan terjadinya pertentangan antarpenyunting, menghindari klaim plagiarisme, memperlihatkan bahwa suntingan pengguna bukan riset asli, membantu pengguna untuk menemukan mendapatkan sumber tambahan tentang topik yang dibahas.
Kelanjutan dari tiga hal yang harus dipraktekkan yaitu : 2). Praktek nalar logis, yaitu kemampuan mental yang berguna untuk menyesuaikan pemikiran maupun tindakan yang masuk akal dengan tujuan, 3). Bersikap skeptis. yakni selalu bertanya mengenai kepercayaan dan kesimpulan yang telah dipunyai.

Beberapa Definisi Dalam Metoda Ilmiah

- Hipotesa (Hypothesis) adalah dugaan logis yang belum teruji dan merupakan tebakan berdasarkan dari pertanyaan riset dan bersifat khusus, jelas dan tajam. Penjelasan rasional Ini adalah aktivitas atau fenomena berdasarkan apa yang diamati, tetapi belum terbukti. Hipotesis yang paling dapat didukung atau disangkal dengan eksperimen atau observasi lanjutan.

- Teori adalah suatu hipotesis yang telah diuji beberapa kali dan mampu menjelaskan mengenai fakta atau fenomena hasil observasi dan dapat melakukan prediksi atau perkiraan kedepan tentang fakta atau fenomena tersebut. Begitu juga sebaliknya, bahwa suatu hipotesis yang telah diuji beberapa kali tetapi tidak mampu menjelaskan fakta atau fenomena hasil observasi maka hipotesis tersebut belum bisa diartikan sebagai sebuah teori. Suatu teori dapat dikatakan benar apabila teori tersebut telah diuji oleh beberapa atau banyak orang yang berbeda dan banyak cara untuk mengujinya.

- Hukum adalah teori yang telah diuji secara ekstensif dan tidak pernah gagal dalam suatu pengujian. Pengujian teori tersebut dilakukan secara berulang dan tidak ditemukan lagi dari teori tersebut sesuatu hal yang bertentangan. Dengan kata lain, hasil dari pengujian teori tersebut walau dilakukan dengan berbagai cara dan metoda akan menghasilkan nilai tetap dan tidak mempunyai keraguan didalamnya.

Silet Ockham adalah sebuah prinsip yang dikemukan oleh William Ockham bahwa penjelasan dari suatu fenomena sebaiknya harus sesedikit mungkin asumsi yang dipakai, yang artinya bahwa susunlah hipotesis, teori dan penjelasan sesederhana mungkin tetapi bukan untuk lebih menyederhanakan (bukan asal sederhana). Dalam bahasa Latin prinsip ini disebut lex parsimoniae, hukum hemat atau hukum ekonomi atau hukum keringkasan.


Memulai Pekerjaan Riset

Dalam melakukan sebuah penelitian dilakukan dengan memulai suatu permasalahan, kemudian diawali dengan membuat rencana suatu produk dalam berbagai macam dan bentuk yang menyatakan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam menentukan membuat rencana dapat dilakukan setelah merumuskan pertanyaan riset yaitu ”Why?”. sehingga tanpa mencoba untuk mengurangi pengaruh “iman” atau bias atau prasangka dari eksperimen terbentuk proses yang bisa berlaku pada suatu ilmu.
Pertanyaan pertama yang muncul adalah apa manfaat riset selain untuk memperoleh gelar? Pertanyan tersebut dapat dijawab dari beberapa pandangan yang berbeda mungkin bisa berupa suatu keinginan untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih baik, suatu tantangan atau juga keinginan untuk meningkatkan suatu kedudukan seseorang. Secara idealistik manfaat penelitian adalah memberikan suatu kesenangan dalam memecahkan teka-teki, memiliki kepuasan dalam penemuan sesuatu yang baru dimana tidak ada orang lain yang tahu, memberikan sumbangan yang besar/berharga bagi kesejahteraa/pengetahuan manusia baik langsung ataupun tidak langsung.
Dan yang kedua secara realistik antara lain: a) Bagi peneliti pemula, penelitian memiliki manfaat sebagai keuntungan secara praktis yang segera,dapat dinikmati, b) Riset membantu kita untuk mengerti lebih baik tentang apa/sesuatu yang dipelajari, dari pemahaman yang dimiliki akan memberikan kesejahteraan rohani karena terakumulasinya pengetahuan yang diperoleh dari penelitian sehingga tidak terjadi perbedaan pandangan yang bisa mengarah pada suatu kebenaran atau kekeliruan,c) Kemampuan riset dan menuliskan hasilnya memungkinkan kita dalam melakukan kegiatan mandiri dalam mengumpulkan informasi dan menyusunnya dalam bentuk yang koheren (berhubungan) kemampuan yang tidak boleh dilewatkan dalam abad informasi sekarang ini dengan cara pemilihan dan pemilahan, pemilihan artinya dipisah – pisahkan sedangkan pemilahan dilakukan setelah adanya proses memilah; d) Keterampilan dan menuliskan riset hasilnya tidak kalah penting bagi peneliti lain karena bisa dijadikan referensi bagi peneliti lain, dimana hasil nya dapat berupa output dan outcome, output berupa makalah disertasi atau tesis sedangkan outcome berupa pengetahuan yang tidak dirasakan oleh orang lain; e) Dengan menuliskan dalam bentuk apapun (buku, paper, dll) akan membantu kita untuk memahami apa yang dikatakan oleh para ahli dan dapat memahami tentang apa yang kita baca; f)Dengan melakukan riset memungkinkan kita melakukan pengalaman pertama bagaimana pengetahuan itu dibentuk dari jawaban pertanyaan riset. f) Dapat mengetahui bagaimana ilmu pengetahuan baru dibangun dari pertanyaan riset dan apa yang tidak diketahui, bagaimana pertanyaan itu tidak bergantung pada diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan orang banyak.
Riset adalah kegiatan untuk mencari solusi dan prediksi serta mencari informasi yang dapat menjawab pertanyaan sehingga dapat dianalisis untuk mempermudah dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Banyak diantara kita melakukan riset tetapi sedikit yang menuliskan apa yang diperoleh dari riset tersebut karena riset yang kita kerjakan itu hanya untuk kepentingan sendiri. Riset juga memerlukan perkembangan karena itu dalam menuliskan riset juga dilengkapi dengan informasi yang baru karena perkembangan bahasa yang digunakan semakin lebih maju.

Kenapa Menuliskan Hasil Riset
Pertama adalah untuk mengingat. Hal ini penting karena tidak ada satu orangpun yang dapat mengingat semua yang telah dikerjakannya secara utuh dan terstruktur. Secara umum segala sesuatu pengetahuan atau penjelasan yang baru masuk di kepala kita, akan sangat mudah hilang/lupa. Dari keterbatasan inilah diperlukan sebuah tulisan untuk mengingat segala kegiatan yang telah dilakukan, termasuk hasil riset.
Kedua adalah untuk memahami, ketika kita menyusun dan menyusun kembali hasil riset kita dalam cara baru, kita melihat hubungan baru dan perbedaan, kerumitan dan komplikasinya dan akibatnya, jika tidak dilakukan penulisan, maka kita mungkin kehilangan hal-hal tersebut. Menulis tidak hanya menolong kita untuk memahami apa yang telah kita pelajari, tetapi juga menolong kita untuk untuk melihat contoh yang lebih lebar artinya dan lebih signifikan. Konsep pemahaman ini juga harus bisa disampaikan secara lisan karena hasil riset yang akan dikemukakan pasti akan diuji secara lisan sehingga pemakaian tulisan harus dibuat dalam bahasa yang sederhana dan dimengerti tergantung dari kondisi penyampaiannya.
Ketiga adalah untuk mendapatkan perspektif, kita melepasan pikiran dari kepala kita dan dipindahkan ke atas kertas, kita akan melihat hasil pikiran kita lebih terang, sesuatu yang lebih jelas dan biasanya jauh dari kata-kata sanjungan. Kita memperbaiki berpikir kita ketika kita mendorong menuliskannya dalam catatan, outlines, ringkasan, komentar, dan betuk lain dari berpikir pada makalah/kertas.

Kenapa Menuliskan Dalam Makalah Resmi
Beberapa hal yang menjadi jawaban kenapa menuliskan dalam makalah resmi adalah : Menulis merupakan bagian penting dari proses pembelajaran, berpikir, dan pemahaman; Makin dalam/tinggi pendidikan kita, akan semakin mengubah kita; Pembelajaran dalam melakukan riset akan mengubah cara kita berpikir dengan memberikan semakin banyak cara / jalan dalam berpikir; Akan menjadi pribadi yang berbeda dalam melakukan riset, karena akan lebih bebas dalam memilih apa yang akan kita lakukan dan mau menjadi apa yang diinginkan. Dan salah satu alasan yang paling penting untuk menuliskan hasil riset dalam cara pandang/harapan pembaca adalah bahwa menulis untuk orang lain lebih menuntut daripada menulis untuk diri sendiri.
Secara ringkas : berpikir dalam bentuk tulisan dapat lebih hati-hati, lebih terjaga, lebih lengkap, lebih menyeluruh, lebih terbiasa dengan perbedaan pandangan-lebih bertenggang rasa/bijaksana dibandingkan dengan hampir seluruh cara berpikir kita yang lain. Maksud dari pernyataan ”lebih terbiasa dengan perbedaan pandangan” adalah supaya kita sebagai peneliti bisa mengantisipasi hasil penulisan makalah resmi dalam bentuk output berupa makalah,disertasi atau tesis dan dalam bentuk outcome yaitu pengetahuan yang tidak dirasakan oleh orang lain, maksud lainnya adalah supaya hal tersebut dapat mempengaruhi statement kita dengan terbiasa terhadap pemikiran orang lain.

Hubungan Dengan Pembaca :
Pada dasarnya menempatkan membaca mempengaruhi menulis dan menulis mempengaruhi membaca. Kita harus memiliki informasi untuk berbagi sebelum kita bisa menulisnya. Oleh karena itu membaca memainkan peran utama dalam menulis. Kita berhubungan dengan orang lain setiap waktu kita membaca buku menggunakan peralatan penelitian, atau mengandalkan rumus statistik. Setiap waktu kita berkonsultasi dengan narasumber, kita bersama dan dengan kebersamaan, memelihara pembicaraan yang mungkin puluhan tahun dan bahkan ratusan tahun lamanya. Ini mengartikan bahwa kita jangan serta merta menelan langsung apa yang disampaikan oleh narasumber, bisa saja kita tidak setuju atau menambahkan dalam penulisan buku tersebut. Lebih baik jika kita juga mengajak kawan diskusi yang juga membaca buku ataupun alat penelitian atau rumus statistik yang sama sehingga dengan berdiskusi kita dapat lebih memperkaya pengetahuan yang mungkin tidak kita ketahui.

Penyampaian dalam penulisan adalah sebuah komunikasi sangat penting. Namun seringkali dalam gaya bahasa penulisan justru membuat pembaca kesulitan mengerti atau memahami apa yang diucapkan oleh pembicara. Semakin tinggi level gaya bahasa maka akan semakin sulit bagi pembaca mengerti dan memahami apa yang diucapkan pembicara. Hal tersebut menyebabkan komunikasi kurang efektif karena informasi yang disampaikan oleh pembicara tidak dapat diterima dengan sempurna oleh pembaca. Penulis bisa berpikir secara idealisme tetapi cara penyampaian lebih komunikatif dan kalimat – kalimat yang disampaikan lebih bermakna bagi pembaca untuk dipahami. Hal ini penting karena pembaca merupakan review atau pembangun dalam menciptakan tulisan kita sebagai penilai.

Merumuskan Pertanyaan Riset dan Mencari Jawabannya
Merumuskan permasalahan dengan pertanyaan dan mencari jawabannya. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah : Menetapkan topik setajam mungkin agar dapat menyiapkan informasi yang diperlukan. Dengan topik yang spesifik misalkan menentukan topik meramal gempa yang masih merupakan judul umum, untuk lebih spesifik maka dilakukan hal yang lebih detail dalam pemilihan topik yaitu berupa meramal gempa dengan menggunakan data ionosfir. Merumuskan pertanyaan riset yang dapat memandu dalam menyelesaikan masalah, kemudian dikembangkan pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi spesifik sehingga mengantar kita dalam melakukan riset dan mengarahkan kearah penyelesaian soal yang diinginkan. Mengumpulkan data yang berkaitan dengan pertanyaan yang ingin dijawab. Bisa berupa data yang relevan. Data tersebut tidak hanya berupa angka tetapi juga berupa informasi. Dengan menulis kita akan mendapatkan informasi dari banyak perencanaan. Mengumpulkan data berarti kita sudah melakukan progress dengan mengetahui apakah data tersebut ada yang kurang atau tidak. Jadi tahapan apapun agar lebih mudah untuk diingat maka langsung dituliskan, jangan ditunda-tunda. Misalkan dengan langsung menulis outline, diagram, atau sumber-sumber yang bisa dipercaya, ataupun bisa dibuat dalam bentuk logbool (catatan harian).

Tips dalam Merumuskan Riset
Mencari teman yang kritis yang bisa mengoreksi dan membimbing kita, sehingga dapat memperbaiki kelemahan kita sehingga dapat melihat apa yang diinginkan orang lain. Bisa dari pembimbing tesis atau peneliti lain yang lebih berpengalaman . Tips lainnya adalah menerima kritik yang membangun, kritik yang membangun adalah kritik yang dapat menemukan celah-celah kelemahan tulisan kita.

Bekerjasama dalam Riset
Umumnya riset yang dilakukan terdiri dari beberapa peneliti, oleh karena itu dibutuhkan suatu kerjasama untuk menghasilkan riset yang jelas dan tajam. Tiga kunci dalam bekerjasama dalam kelompok (grup) : Banyak bicara/ngobrol/bertanya, Setuju menuju tidak setuju dan akhirnya setuju, Posisikan diri kita pada grup dengan pemimpim grup. Banyak bicara dimaksudkan Dibutuhkan perencanaan dalam grup, dan berbicara/berdialog adalah satu-satunya cara untuk membentuk perencanaan , tujuannya adalah memonitor kemajuan kerja kita, dan yang lebih penting adalah kita bisa merubah rencana yang semula diusulkan ke arah yang lebih baik.
Setuju menuju tidak setuju, dan akhirnya setuju dimana metode diskusi sangat dianjurkan, tapi jangan harap teman-teman dalam grup kita bisa langsung setuju 100% dalam setiap diskusi. Jika kita menemukan ketidaksetujuan itu artinya kelompok kita bisa menghasilkan pemikiran yang lebih baik. Dan apabila pendapat kita tidak disetujui karena ada pendapat yang lebih baik yang diutarakan oleh teman kita harus menerimanya dengan senang hati. Ketika ketidaksetujuan kita muncul dan tidak terlalu berpengaruh terhadap keseluruhan kesimpulan, sebaiknya kita lupakan saja pendapat tersebut. Yang ketiga posisikan diri kita dalam dalam kelompok dengan pemimpin grup dimana Dalam setiap grup diperlukan ada yang menjadi moderator atau fasilitator atau koordinator atau organizer (yang mengatur), karena setiap kelompok membutuhkan seseorang untuk tetap menjaga (memantau) jadwal pertemuan dari grup, bertanya tentang kemajuan, menengahi diskusi dan ketika kelompok menemui jalan buntu ada satu orang yang dapat menanganinya selama proyek berlangsung.

Tiga strategi bekerja dalam kelompok : a) Membagi tugas, memberi kepercayaan, dan bersaing sehat. b) Menulis Sejalan (Write side-by-side) : berbagi pekerjaan dalam kelompok, bekerja sejalan adalah jalan terbaik. c) Membuat perubahan (take turns) : strategi ini sangat efektif ketika anggota dari kelompok memiliki pendapat yang berbeda-beda dalam mengutamakan apa yang penting, dari perbedaan ini akan lebih melengkapi daripada kontradiksi antar anggota.

Dari Topik Menjadi Pertanyaan
Dengan banyak mencari informasi maka kita akan bisa mendapatkan topik yang kita inginkan. Semakin banyak kita mencari informasi secara intensif kita bisa memangkas waktu sehingga tidak terlalu berlama-lama dalam mencari topik. Selain itu peneliti juga harus membekali diri dengan dasar – dasar yang kuat tentang basic ilmu yang berkaitan dengan penelitian yang diambil.

Bagaimana mengubah suatu topik yang kita minati menjadi sebuah riset dengan menemukan pertanyaan yang bisa mengarahkan kita ke suatu riset, melalui proses sebagai berikut : 1) Temukan daerah subyek yang diinginkan.2) Persempit ketertarikan ini menjadi topik yang masuk akal. 3) Siapkan pertanyaan-pertanyaan dari topik yang dilihat dari segala sisi. 4) merumuskan alasan untuk project yang kita lakukan.

Dari Ketertarikan Menjadi Topik
Topik adalah salah satu ketertarikan yang cukup spesifik untuk mendukung suatu riset dan merupakan satu hal yang masuk akal dan dicantumkan di dalam buku atau artikel yang berguna untuk menolong pembaca untuk berpikir dan memahami lebih lanjut. Jika ada banyak topik yang menjadi pilihan, pilihlah topik yang benar-benar menarik hati. Ketertarikan dapat menghasilkan suatu kegairahan dan semangat dalam menulis. Dimulai dengan membuat daftar dari empat atau lima wilayah yang ingin dikaji dan dipelajari, kemudian memilih salah satu yang paling berpotensi untuk memperoleh topik yang lebih spesifik lagi dengan melihat ketesediaan data yang ada.
Untuk menemukan topik, kita bisa mencari dari buku teks, berdiskusi dengan mahasiswa lain atau dikonsultasikan ke dosen. Atau kita mencoba mengidentifikasikan ketertarikan sebuah topik melalui jalur lain dengan menghadiri kuliah atau seminar yang berhubungan dengan topik riset kita.

Dari Topik Umum Ke Penyederhanaannya
Jika topik masih terlalu luas maka sederhanakan/persempit. Persempit topik dengan membaca lebih banyak literatur. Selanjutnya akan lebih mudah untuk mendapatkan celah, ketidakkonsistenan, dan pertanyaan yang belum terjawab yang akan membuat kita bertanya untuk topik yang lebih spesifik.


Dari Topik Yang Dipersempit Ke Pertanyaan
Bagi peneliti pemula dianjurkan mencari topik yang menarik dan menjanjikan. Setelah mendapatkan suatu topik untuk riset, maka selanjutnya mencari pertanyaan untuk dijawaban. Pertanyaan disini sangat penting karena pijakan awal dari riset yang baik adalah apa yang tidak kita ketahui atau pahami tapi kita harus merasa mengetahuinya. Kita dapat mengatur pertanyaan dari perspektif berikut :
1. Apa saja bagian-bagian dari topik dan sebesar apa keseluruahan itu bagian dari topik?
2. Apa riwayat dari topik dan sebesar apa riwayat tersebut menjadi bagian dari topik?
3. Ketegori-kategori apa saja yang dapat kita temukan dan sebesar apa kategori-kategori yang ada?
4. Apa kebaikan dari topik kita? Seberapa perlu topik tersebut?

Dari Pertanyaan ke Signifikansi (Seberapa Penting Untuk Dijawab)
Pertanyaan adalah merupakan salah satu hal yang menjengkelkan untuk semua peneliti, baik itu untuk pemula atau yang sudah berpengalaman karena untuk dapat menjawab itu semua kita harus tahu signifikansi dari penelitian kita yang tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain. kita dapat mendekati pertanyaan tersebut jika melakukan langkah-langkah seperti berikut : 1) Nama topik kita ; Jika kita memiliki sebuah topik dan mungkin pada awalnya akan merasa samar-samar dari pertanyaan-pertanyaan yang baik, dari sini ada baiknya jika kita menjabarkan pekerjaan ke kalimat .2) Merumuskan pertanyaan ; Mencoba untuk menjabarkan pekerjaan kita dengan menambahkan kalimat yang menunjukkan pertanyaan yang lebih spesifik tentang topik yang tidak kita mengerti secara keseluruhan. 3) Memberi alasan pentingnya pertanyaan ; Ini adalah salah satu yang sulit, tapi jika kita dapat melalui langkah ini maka topik kita menjadi menarik bagi orang lain, yaitu suatu project yang memberikan/menjelaskan penyebab pentingnya suatu penelitian yang dilakukan dan untuk menjawab pertanyaan kita.
Tips Menemukan Topik:
1.Mencari dalam buku teks/jurnal-jurnal/prosiding.
2.Mengikuti seminar-seminar dan mendengarkannya untuk sesuatu yang tidak kita setujui, tidak kita pahami, dan lebih ingin tahu tentang pembelajaran yang kita geluti.
3.Menelusuri judul topik pada bidang bibliografi dan abstrak.
4.Mencari dalam ensiklopedia tentang bahan penelitan sesuai dengan bidang pembelajaran kita.
5.Menanyakan pada guru/dosen untuk perkembangan ilmu di bidangnya.
6.Jika kita dapat mengakses internet carilah daftar-daftar yang ingin kita cari.

Dari Pertanyaan Ke masalah
Salah satu persoalan mendasar dan menjadi bagian penting yang tak terpisahkan dalam penelitian adalah rumusan pertanyaan penelitian. Sebab, Kita harus meyakinkan pembaca/khalayak bahwa jawaban dari pertanyaan riset kita adalah penting, bukan hanya untuk kita tetapi juga untuk mereka. Selain itu kita harus mengubah interest/alasan kita melakukan riset dari penemuan memperlihatkan pentingnya dan dari pemahaman menjadi penjelasan yang meyakinkan. Pada hakikatnya pertanyaan penelitian dirumuskan dengan melihat kesenjangan yang terjadi antara: 1). Apa yang seharusnya terjadi (prescriptive) dan yang sebenarnya terjadi (descriptive), 2). Apa yang diperlukan (what is needed) dan apa yang tersedia (what is available), 3). Apa yang diharapkan (what is expected) dan apa yang dicapai (what is achieved)
Pertanyaan penelitian selalu diawali dengan munculnya masalah yang sering disebut sebagai fenomena atau gejala tertentu. Tetapi tidak semua masalah bisa diajukan sebagai masalah penelitian. Ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi agar bisa diangkat sebagai masalah penelitian. Berdasarkan kajian referensi buku-buku metodologi peneltian, setidaknya terdapat tujuh syarat yang harus dipenuhi, yaitu: 1) Tersedia data atau informasi untuk menjawabnya,2) Data atau informasi tersebut diperoleh melalui metode ilmiah, seperti wawancara, observasi, kuesioner, dokumentasi, partisipasi, dan evaluasi/tes,3) Memenuhi persyaratan orisinalitas, diketahui melalui pemetaan penelitian terdahulu (state of the arts), 4) Memberikan sumbangan teoretik yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan, 5) Menyangkut isu kontroversial dan unik yang sedang hangat terjadi,6) Masalah tersebut memerlukan jawaban serta pemecahan segera, tetapi jawabannya belum diketahui masyarakat luas, dan 7) Masalah itu diajukan dalam batas minat (bidang studi) dan kemampuan peneliti.
Untuk mencapai maksud tersebut di atas, peneliti perlu melakukan pertanyaan reflektif sebagai pemandu. Menurut Raco (2010: 98-99), ada beberapa pertanyaan awal untuk dijawab sebagai berikut: Mengapa masalah tersebut penting untuk diangkat, Bagaimana kondisi sosial di sekitar peristiwa, fakta atau gejala yang akan diteliti, Proses apa yang sebenarnya terjadi di sekitar peristiwa tersebut, Perkembangan atau pergeseran apa yang sedang berlangsung pada waktu peristiwa terjadi, Apa manfaat penelitian tersebut baik bagi pengembangan ilmu pengetahun dan masyarakat secara luas di masa yang akan datang.
Dilihat dari jenis pertanyaannya, para ahli metodologi penelitian seperti Marshall & Rossman (2006), dan Creswell (2007: 107) setidaknya membaginya menjadi tiga macam pertanyaan, yaitu: Deskriptif (yakni mendeskripsikan fenomena atau gejala yang diteliti apa adanya), dengan menggunakan kata tanya ‘apa’. Lazimnya diajukan untuk pertanyaan penelitian kualitatif, Eksploratoris (yakni untuk memahami gejala atau fenomena secara mendalam), dengan menggunakan kata tanya “bagaimana”. Lazimnya diajukan untuk pertanyaan penelitian kualitatif. Dan eksplanatoris (yakni untuk menjelaskan pola-pola yang terjadi terkait dengan fenomena yang dikaji, dengan mengajukan pertanyaan ‘apa ada hubungan atau korelasi, pengaruh antara faktor X dan Y). Lazimnya untuk pertanyaan penelitian kuantitatif.
Contoh untuk masing-masing pertanyaan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pertanyaan deskriptif: Apa aja strategi yang dipakai penulis dalam menemukan topik dari penelitian ?
2. Pertanyaan eksploratif : Bagaimana model penulisan dalam penelitian sebagai upaya untuk menumbuhkan minat baca ?
3. Pertanyaan eksplanatif: Bagaimana pengaruh penulisan riset terhadap peneliti dan pembaca?


Masalah Praktis dan Masalah Riset
Masalah praktis adalah masalah yang berasal dari dunia nyata yang menimbulkan kesulitan dalam hidup kita dan belum diketahui pemecahannya. Masalah riset adalah masalah yang berasal dari pikiran kita yang keluar sebagai pengetahuan yang masih belum lengkap dan pemahaman yang kurang.
Proses penentuan/pencarian masalah riset dapat di gambar dalam siklus berikut:



1.Masalah Praktis: Banjir setiap tahun melanda wilayah DKI Jakarta.
2.Pertanyaan riset: Bagaimana dapat mengatasi masalah banjir tersebut?
3.Masalah riset : Menentukan faktor penyebab dominan.
4.Jawaban riset (sementara) / hipotesis : Faktor lokal dan global diduga penyebab banjir.
5.Asumsi : Faktor regional monsun dianggap tetap.
6.Pengujian hipotesis: Pengumpulan data/informasi, analisis, prediksi, kesimpulan, dan rekomendasi.
7.Jawaban riset (“final”): Faktor global lebih berpengaruh daripada faktor lokal.
8.Memberikan saran dalam pemecahan masalah banjir.
Butir 4 sampai dengan 6 didalam siklus tahap pencarian (kegiatan riset), sedangkan butir 7 adalah jawaban riset yang dicari, dan butir 8 adalah tahap membantu mengatasi masalah (banjir).

Masalah praktis berasal dari masalah “ dunia nyata” dan pasti memerlukan “biaya” uang, waktu, pengorbanan dan lain – lain. Sebelum dapat memecahkan masalah praktis kita harus berusaha untuk menemukan / memberi jawaban terhadap masalah riset. Sehingga ketika memecahkan solusi dari masalah praktis dengan melakukan sesuatu (atau dengan mendorong orang lain untuk melakukan sesuatu) dapat menghilangkan penyebab masalah.
Misalkan bagaimana mengatasi masalah banjir dengan cara yang belum diketahui?. Sebagian Engginers akan melakukan normalisasi sungai tetapi belum tentu menyelesaikan masalah, maka diharapkan para scientist mencari pemecahan masalah.
Masalah riset berasal dari pikiran kita yang keluar sebagai pengetahuan yang masih belum lengkap dan pemahaman yang “cacat/kurang” dimana cacat atau kurang diformulasikan dalam bentuk pertanyaan riset. Pertanyaan riset merupakan suatu arahan pada tujuan riset. Kita memilih masalah riset tersebut karena harus memecahkan masalah praktis, tapi kita tidak bisa memecahkan masalah praktis hanya dengan menyelesaikan masalah riset. Mungkin kita menerapkan pemecahan masalah riset untuk menyelesaikan masalah praktis. Walaupun demikian pemecahan masalah riset tidak mengubah apa-apa dalam dunia nyata, tapi setidaknya kita belajar lebih tentang sesuatu atau lebih memahami masalah praktis lebih baik lagi. Sehingga kesimpulan yang diambil walaupun masalah riset terselesaikan belum tentu memecahkan masalah praktis. Bentuk dari masalah tersebut harus clear, jelas dan tajam. Jangan mengambang dan berarti luas cukup 1 saja tetapi bersifat tajam. Sehingga apabila seorang periset sudah ada dan belum memiliki masalah riset maka pertanyaan riset akan cukup sulit diselesaikan. Dua hal penting dalam pembuatan riset adalah :
1.Penguasaan dalam bidangnya, dimana kerangka pikiran sudah benar tapi penguasaan dalam bidangnya belum dikuasai.
2.Kerangka berfikir dalam melakukan riset, dimana kerangka fikiran ini bisa didapatkan dalam suatu kuliah khusus tentang bagaimana membuat riset yang baik melalui metodologi penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

Dadang K.M, 2010. Bahan Ajar/Bahan Kuliah Metode Penelitian Sains Kebumian
Booth W. C., G.G. Colomb, and J.M. William. 1995. The Craft of Research. The University of Chicago Press.

posted under |

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lama Beranda

Search

Powered By Blogger

Jesira Galery

Jesira Galery
Noceng Bubar

Jesira Favorite

Reuters: Top News


Recent Comments